Namaku Anggita, kini aku duduk di bangku SMK, kini aku sudah dewasa. Entah mengapa aku baru merasakan penyesalan sekarang, setelah bertemu salah seorang anak kecil (anak indigo) yang berbicara kepadaku bahwa ada sesosok yang mengikutiku kemanapun aku pergi karena ia sangat menyayangiku yang datang dari maslaluku, lalu aku mencoba mengingat-ingat siapa sesosok itu?.
Anak kecil itu menjelaskan bahwa sesosok itu adalah orang yang pernah mempunyai hubungan denganku, yang tidak lain adalah mantanku yang sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Anak kecil tersebut menjelaskan bahwa sesosok itu akan terus mengikuti hingga aku mendapatkan pasangan hidupku.
Iya memang dulu aku pernah mempunytai mantan yang sudah meninggal, dan meninggalnyapun itu karena aku, dia meninggal karena dia merasa putus asa ketika melihatku mempunyai hubungan juga dengan sahabatnya dan dia lebih mengikhlaskan aku bersama dengan sahabatnya. Perkataan terakhirnya hanyalah “jaga sahabatku dengan baik ya, semoga bahagia dengan sahabatku, karena sahabatku itu baik dan selalu menemani aku dari kecil” lalu aku bertanya “kenapa kamu mau mengikhlaskan aku untuk sahabatmu kalau kamu memang benar-benar sayang sama aku?” sahutnya “karena sahabatku lebih baik dari aku, jadi aku menitipkanmu pada sahabatku. Kamu jangan nangis ya!” sahutku kebingungan “mengapa aku harus menangis jika hanya kamu tinggal pergi?” saat itu dia hanya membaca pesanku tanpa membalas apapun, aku semakin bingung dengan ucapannya yang semakin lama semakin menimbuklkan tanda tanya dipikiranku.
Detik berlalu menjadi menit, menit berlalu menjadi jam dan kini pun aku mulai mendapatkan kabar lagi setelah pesan terakhir yang aku kirimkan hanya dibacanya tanpa dibalas itu. Dan yang membuata aku terkejut ketika membaca pesan itu adalah ketika aku medapat foto yang dikirimkan oleh ayahnya melalui akunnya yang berisikan foto yang bertuliskan “tolong foto aku dan kirimkan fotoku kepada anggita” lalu ada 2 foto lagi yang bergambarkan ketika ia sudah berlumurkan darah dan tidak sadarkan diri dan disitu ada pesan “ini ayahnya arvin nak, ini Anggita kan?” lalu aku menjawab “iya ini saya pak”. Saat itu aku hanya berfikir mungkin ia hanya pingsan, aku tidak terlalu menghawatirkannya karena memang aku tidak begitu menyayanginya. Lalu aku bertanya kepada ayahnya “lalu sekarang arvin dimana?” “arvin sekarang sedang di IGD nak, anaknya belum sadarkan diri” “oh iya om terimakasih”
1 jam kemudian aku mengirim pesan lagi “assalamualaikum om, apakah arvin sudah sadar?” “waalaikumsalam, belum nak ini anaknya belum sadar” lalu aku mulai khawatir dan berfikir jika beberapa jam lagi aku bertanya dan jawabannya masih sama maka aku akan memblokir semua akun dan nomornya.
Setelah beberapa jam itu aku mulai mencari kabar dengan menelepon dan ternyata saat aku menelepon ada suara perempuan menangis yang mungkin itu ibunya, saat itu aku bertanya apakah arvin sudah sadar om dan ternyata jawabannya sama yaitu belum sadar juga nak, lalu aku menutup teleponnya dengan ketakutan. Disaat itulah aku memblokir semua akun dan nomornya.
Keesokan harinya salah satu temannya membuat pesan siaran yang bertuliskan bahwa ada temannya yang meninggal dan tertulis di pesan itu dengan nama Arvin Putra. Pada saat itu aku hanya bodo amat karena aku memang tidak punya rasa dengannya. Tapi saat aku bertemu anak indigo itu dan berkata bahwa sesosok yang menyayangi dan selalu mengikutiku kemanapun aku pergi itu adalah ia, saat itulah aku merasa menyesal karena telah menyia-nyiakannya orang yang tulus menyayangiku selama ini. Dan sekarang aku kebingungan harus melakuakan apa ketika ini semua sudah terjadi.
Penyesalan memang datang di akhir. Dan selamat jalan mantanku (Arvin Putra). Semoga tenang disana dan mendapat terpat terbaik disisinya. Amiin.
Tamat