Entah bagaimana aku bisa berada disini, tempat yang terasa asing bagiku. Tanpa sedikit pun ingatan tentang jati diriku. Yang lebih terasa aneh lagi, tak ada satu orang pun yang dapat melihat diriku. Keberadaanku tak dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang di sekitarku.
Kini aku hanya bisa berdiam diri disini, di tempat pertama kali aku membuka mataku dan mendapati diriku sudah menjadi arwah mungkin?. entahlah, aku beranggapan bahwa diriku adalah arwah karena seperti yang kukatakan di awal aku tak kasat mata.
Aku akan bercerita sedikit tentang bagaimana aku ada di sini. Atau dimana aku saat ini. Diawali ketika aku membuka mata pertama kali, aku mendapati diriku berada di sebuah taman. Dimana posisiku waktu itu adalah terbaring di bawah sebuah pohon. Setelah mendapat kesadaranku sepenuhnya aku mulai bangkit dari posisiku terbaring. Saat itu hal yang pertama kali terlintas di pikiranku adalah siapa aku? Dan dimana aku saat ini?. Setelah berpikir cukup lama aku memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu tentang dimana aku saat ini.
Namun suatu fakta yang sangat mengejutkan harus aku terima, yaitu dimana tak seorang pun di taman ini yang dapat melihat keberadaanku. Sungguh fakta ini benar benar membuatku terguncang. Bagaimana tidak selain tak ingat jati diriku kini aku dikejutkan oleh suatu fakta bahwa aku tak kasat mata?.
Yah begitulah awal mula aku bisa terdampar di sini, di taman ini. Yang bisa aku lakukan hanya duduk di salah satu bangku taman dan memperhatikan orang–orang berlalu lalang. Sesekali aku akan mencoba peruntungan dengan mengajak berbicara orang yang kebetulan lewat atau duduk di sampingku. Namun sampai saat ini belum ada kujumpai satu orang pun yang dapat melihatku. Nah sekarang mari kita mulai kisah perjalanan hidupku sebagai arwah yang mencari jati hidupnya.
Hufff entah sudah keberapa kalinya aku menghela nafas. Oh iya, satu fakta yang aku bingungkan, jika aku arwah kenapa aku masih bernafas?, atau apakah mungkin arwah memang masih bernafas?, ah entahlah aku tak tahu. Mari kita lupakan sejenak tentang hal itu.
Kini yang aku lakukan adalah mencari seseorang yang bisa menolongku untuk mencari tahu identitasku. Setelah berdiam diri cukup lama akhirnya aku memutuskan untuk mencoba keluar dari area taman ini. Kalian pasti bertanya tanya sudah berapa lama aku berada di taman ini. Oke aku akan memberitahu kalian, aku sudah berada di taman ini selama 3 hari. Kalian pasti berpikir mengapa aku tak berjalan keluar dari taman ini sejak awal. Huffttt ayolah butuh keberanian untuk keluar dari zona aman kalian. Sebenarnya aku hanya takut bertemu hmm… yah kalian tahu mungkin arwah penasaran lainnya yang memiliki wujud seram.
Well aku memang tak tahu bagaimana wujud asliku. Yah kalian tahu kan arwah tak memiliki bayangan jadi aku tak tahu bagaimana wujudku. Aku hanya bisa memberitahukan sedikit informasi mengenai tampilanku. Aku memiliki rambut berwarna hitam, panjangnya sebahu, dengan warna kulit kuning langsat yang tampak pucat, terakhir yang bisa kugambarkan adalah aku memakai pakaian well aku rasa pakaian rumah sakit. Kalian pasti melihat pakaian yang kugunakan di film film bertemakan rumah sakit. Pakaian polos berwarna biru. Dari sini aku menarik kesimpulan kemungkinan sebelum aku tewas aku adalah salah satu pasien di salah satu rumah sakit. Namun yang aku bingungkan, mengapa aku bisa terdampar di taman ini?.
Oke mari kita simpan dulu pertanyaan itu. Kita lanjutkan ke rencana awal yaitu berjalan jalan keluar dari taman ini. Setelah cukup jauh berjalan jalan, ternyata tak jauh dari taman tempat aku sadar ada suatu sekolah tingkat SMA. Sekolah ini tak terlihat dari tempatku sadar karena tertutup pepohonan. Aishhh mengapa aku baru sadar satu hal, selama ini orang orang yang datang ke taman yang kutempati rata rata memakai seragam SMA.
Setelah berjalan beberapa saat lagi akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolah itu. Ketika hendak memasuki kawasan sekolah tiba tiba seorang laki laki menabrakku hingga aku terjatuh. entah bagaimana tapi dia dapat menyentuhku. Untuk beberapa saat aku terpaku. Hingga aku tersadar ketika dia menawarkan diri untuk membantuku bangkit. Dia menyodorkan tangan seraya berkata, “aduh maaf maaf gue lagi buru buru nih, sini gue bantu berdiri”. Meski dilanda rasa terkejut ahirnya aku pun meraih tangannya. Aku kembali dikejutkan oleh fakta lain bahwa aku dapat merasakan kehangatan dari tangannya.
Setelah membantuku berdiri dia pun melepaskan genggaman tangannya dari tanganku, kehangatan yang tadi kurasakan pun turut menghilang. Ada perasaan tidak rela muncul di hatiku namun segera kutepis. Ada hal yang lebih penting lagi yang harus aku pastikan.
“Bagaimana kau bisa menyentuh serta melihatku?”, tanyaku padanya. Untuk sesaat dapat kulihat kerutan di dahinya, mengkin ia tidak mengerti akan pertanyaanku. Sambil menggaruk tengkuknya ia berkata, “maksud lo apa yah, jelas dong gue bisa lihat lo, gue kan punya mata.” Setelah berkata demikian dia pun menatapku dari atas sampai bawah. “Kayaknya lo belum sembuh deh, lebih baik lo balik lagi gih ke rumah sakit, gak usah sekolah dulu”. Sambil berdecak aku pun menjawab “ckk aku gak sakit tau,” sambil mengangkat satu alisnya serta menampilkan wajah tak yakin ia menjawab, “lo yakin dengan wajah pucat dan pertanyaan ngelantur gitu lo sehat?, lagian lo juga masih pake pakaian rumah sakit ngapain lo ke sekolah?”.
Ketika aku ingin menjawab tiba tiba bel tanda masuk berbunyi pria itu pun langsung bergegas masuk tampa mendengar jawabanku terlebih dahulu. Tak ingin kehilangan orang yang bisa menolongku aku pun bergegas mengikutinya.
Tamat