Kayra

Kayra

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi gadis kecil seperti Kayra karena hari ini tepat 12 tahun kelahirannya.
Dengan gaun pink berhiaskan manik-manik kaca Kayra tampak seperti bidadari malam itu.

“Ayah… ibu.. bagaimana penampilanku? Apa aku sudah tampak seperti peri?” Tanya Karya bersemangat.
“Tentu anakku, kau tampak manis dengan gaun itu” ucap sang Ayah.
“Kemarilah, kita berfoto bersama sebelum pesta dimulai” ajak sang Ibu sembari mengambil kamera DSLR nya di dalam lemari.
1.. 2.. 3.. cekrekk “wah, ini foto yang sempurna bukan?” Ucap sang Ayah.

Para tamu undangan sudah terlihat memadati ruang tamu Karya yang cukup luas itu, lagu happy birthday mulai dinyanyikan bersama-sama bahkan gemma suaranya pun sampai ke depan gerbang rumahnya.

“Baiklah, sekarang saatnya tiup lilin” ucap Berta tak sabar.
“Baiklah, ayo nyanyikan lagu lagi untukku” ucap Kayra berseri-seri.
“Tiup lilinnya.. tiup lilinnya.. tiup lilinnya sekarang juga.. sekarang juga.. sekarang juga..” “whuuh…” Kayra meniupnya dan “tapp..” semua lampu mendadak padam dan hening.

“Ayah.. Ibu.. kalian dimana? Aku takut.. aku tidak bisa melihat apapun!” Isaknya.
Kayra masih terus memanggil-memanggil kedua orangtuanya sembari berjalan meraba-raba berharap Ia akan menemukan senter atau alat penerangan lainnya.

Tangannya menyentuh sesuatu yang kental dan lengket, Ia dekat kan tangannya ke hidung untuk mencium baunya “uuekk bau apa ini anyir.. Ayah Ibu… hiks hiks..” isaknya semakin kencang.
Lelah mencari-cari akhirnya Ia terduduk di dekat meja besar di tengah-tengah ruangan.

sepuluh menit kemudian lampu menyala dan Kayra masih terduduk disana dengan kedua tangan menutupi wajahnya, Ia masih terisak-isak.
Ia mencoba untuk membuka matanya yang sembab dan melihat ke seluruh ruangan “aaaaaaa…!!! Ayah.. Ibu..!!!” Teriaknya sembari berlari dengan tergopoh-gopoh mendekati kedua orangtuanya yang sudah tak bernyawa, dengan kondisi yang sangat mengerikan. Tubuhnya bersimbah darah dengan dada yang tersayat, seseorang telah mengambil organ dalam mereka.
Kayra memandangi keadaan di sekelilingnya “Ayah.. Ibu.. Teman-teman.. kenapa semua iniiii…?” Teriaknya histeris.

Seseorang menepuk bahunya dengan tepukan pelan, Kayra menoleh kemarahannya “Berta” ucap Kayra datar, Berta membalasnya dengan senyuman sinis.
“Semuanya sudah selesai Kayra” Berta menarik tangan Kayra dan mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya, pisau yang tumpul namun sangat runcing pada bagian ujungnya, dikeluarkannya pisau itu pada tangan mungil Kayra “balaskan dendammu, ingat dulu ketika mereka dengan tanpa belas kasihan telah mengambil paksa semua harta benda milik Ayah Jodie, padahal saat itu Ayah sangat membutuhkan biaya untuk pengobatan penyakit jantung yang dideritanya (Berta menitikkan air mata).

Kayra mengambil belati itu dan menggunakannya tepat di jantung.. jantung milik Berta. “Terima kasih saudariku, kau sangat membantunya dalam menjalankan misi berbahaya ini. Dan untuk Ayah dan Ibu, lihat sekarang aku benar-benar telah menjadi peri sungguhan bukan?”

Peri kematian…

Tamat


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *