Rumah Kosong

Rumah Kosong

Entah mengapa ibuku selalu melarangku untuk bermain di rumah kosong di seberang rumah kami. Ibuku bilang bahwa di dalam rumah itu, terdapat monster penculik anak kecil yang seumuran denganku. Tapi aku tidak percaya akan hal itu.

Aku melihat rumah itu dari jendela kamarku, tampak luar rumah tersebut terlihat seperti rumah biasa pada umumnya. Dengan kondisi halaman depan agak berantakan oleh dedaunan kering. Aku yakin ibuku hanya menakutiku supaya aku tak keluar rumah.

Keesokan harinya…
Disaat orangtuaku tidak ada di rumah, Aku pun mencoba masuk ke rumah kosong itu sendirian.
Aku berjalan perlahan masuk ke dalam sebuah ruangan, seperti ruang tamu, aku melihat ada banyak bercak darah yang menghiasi dinding dengan diterangi pencahayaan redup. Namun aku mengabaikannya dan tetap melangkahkan kakiku ke ruangan lain. Di ruang lain pun semakin banyak bercak darah di dinding bahkan di lantai berceceran darah.

Aku menemukan sebuah box berukuran sedang di setiap pojokan ruangan, aku mencoba membuka box itu dan ternyata isinya organ-organ dalam manusia. Astaga. Untuk apa ini?

Aku berlanjut ke ruangan berikutnya, masih dalam keadaan yang sama dihiasi bercak darah. Aku melihat pintu ruangan tersebut sedikit terbuka, aku melihat orang 2 dewasa sedang bermain di atas kasur. Dan aku mendengar suara tawa mereka bersama beberapa anak kecil.

Aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamar itu, Betapa terkejutnya aku melihat ibu dan ayahku bermain bersama 2 anak kecil dengan tawa mereka yang riang.

Aku pun bertanya kepada mereka tentang hal ini.. Ibuku mengajakku keluar kamar itu. Dan ibuku menceritakan tentang ini kepadaku. Aku tak mengerti, kata ibuku anak-anak kecil itu sebagai sumber uang bagi keluarga kami. Sumber uang?

Rupanya selama ini mereka menyembunyikan hal ini kepadaku. Aku kira aku bukan anak tunggalnya mereka. Ternyata ini adalah sebuah ide mereka untuk mencari penghasilan keluarga.

Semenjak hari itu, aku sering mengajak teman-temanku untuk bermain bersamaku. Ya. Tentu saja aku membantu orangtuaku.

Ini lah aku, seorang anak yang hidup di tengah keluarga dari hasil merampas organ teman-temanku. Apapun akan aku lakukan untuk membantu orangtuaku

Tamat


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *