Who Is She?

Malam ini keluargaku akan memotret kami. Ya kami 3 saudara, Abel, Carle, Ktrin. Setiap ada buah jeruk di depan pintu kami, kami selalu memotret. Kami tidak tau kenapa jeruk itu ada di depan pintu. Abel mencoba bertanya kepada Ayahnya, Ayahnya berkata bahwa itu adalah pemberian seseorang.

Ibunya yang sudah menyiapkan tirai hitam dan 3 buah kursi. Kami lalu duduk di kursi itu, mama lalu memotret. Carle yang penasaran dengan foto itu lalu mengambil kertas foto itu. Ktrin dan Abel lalu melihat foto itu juga. Mama dan Papa lalu masuk ke kamar dan tidur jadi hanya tersisa 3 saudara itu.

Anehnya siapa perempuan di belakang Carle. Ia tampak sedih dan terlihat ia hanya menunduk.
“Uaaaaaaa!” teriak Ktrin takut sambil memeluk Abel.
“Abel kau punya atau batin lebih baik kau ajak bicara dengan orang itu!” Perintah Ktrin mendorongnya ke belakang kursi.

Mau gimana lagi Abel nya uda di samping perempuan itu. Abel bertanya padanya, kenapa ia muncul di foto kami?. Perempuan itu hanya menangis dan tidak mempedulikan Abel. Abel menggelengkan kepalanya kepada Ktrin dan Carle.

“Aku punya ide” Ucap Carle berlari ke sebuah kotak. Ktrin mengikuti Carle ke kotak itu.
“Apa yang kamu cari?” Tanya Ktrin membantu Carle membongkar kotak itu juga.
Abel lalu berlari ke saudaranya itu. Ternyata mereka mencari cermin biar bisa ikut liat hantunya.
“Gak ada kerjaan nih orang” Ucap Abel berjalan ke arah perempuan itu lagi.

Perempuan itu lalu menghilang ketika Carle dan Ktrin mengarahkan cermin itu ke kursi.
“Bel aku tidur di kamarmu ya aku takut ni!” Kata Ktrin takut yang mulai merinding.
“Aku juga ya!, aku takut nih!” Sahut Carle bersembunyi di belakang Abel.
“Iya deh” Ucap Abel memegang kedua adiknya menuju kamarnya.

Jam menunjukkan pukul 23.54.
Carle terbangun, kenapa?, karena pintu kamar Abel terbuka sendiri.
“Aaaaaaaaaa!, kakak!” Teriak Carle takut.
Abel dan Ktrin terbangun dan langsung melihat Carle yang menarik selimut itu dengan tangan yang digengam erat-erat.

“Carle kamu kenapa?” Tanya Abel langsung memeluknya.
“Aku takut, pintu kamar kakak terbuka sendiri” Ucap Carle sambil menangis.
Ktrin lalu menutup pintu itu kembali. Abel lalu menenangkan Carle. Abel lalu melihat lihat siapa yang membuat hal itu.
Ktrin berkata “aku mendengar suara seseorang yang sedang menangis”.

Abel lalu turun dari kasur ternyata perempuan itu datang kembali. Jam sudah menunjukkan pukul 24.00. Ia duduk di bawah kasur, sambil menunduk. Abel mendekatinya dan duduk disampingnya. Ia mengelus kepalanya dan bertanya kenapa ia datang kembali. Akhirnya perempuan itu mau menjawab Abel.
“Aku tak tau harus kemana!” Jawab perempuan itu.

Abel lalu memegang tangannya. Perempuan itu lalu bercerita, “Dulu semasa aku masih hidup di keluargaku setiap ada buah jeruk di rumahku, semua keluargaku memotret foto. Tetapi mereka tidak mengajakku, aku tak pernah berfoto dengan keluargaku. Kakakku berkata bahwa aku tidak pantas untuk masuk dalam gambar itu. Ia tak mengizinkanku, jika aku melihat mereka dari luar kakakku yang kasar hanya bisa mengurungku di kamar. Aku terkurung selama 3 tahun dan disana hidupku berakhir. Tak ada satupun yang mempedulikanku”.

Tiba tiba pembicaraan terpotong. “Kakakmu sangat kejam, ia bahkan tidak mempedulikan adiknya!” Ucap Carle dan Ktrin memegang kaca.
Abel lalu menyuruh adik adiknya duduk. Perempuan itu lalu berkata mereka sangat beruntung karena memiliki kakak yang perhatian padanya. Carle mengangguk dan memeluk kakaknya.
“Kau harus kembali ke tempatmu berada sekarang” Ucap Abel sedih.
“Bagaimana kalau kita foto dulu dan biarkan ia pergi untuk selamanya” perintah Ktrin.
Perempuan itu mengangguk.

Lalu mereka semua menuju ke tempat foto tadi. Carle lalu mengambil 1 kursi lagi untuk perempuan itu. Ktrin mengatur kamera dengan hitungan detik. “Oke, semuanya duduk dan mulai foto”.
Setelah selesai mereka lalu berdiri sejenak.

Perempuan itu lalu berterima kasih, ia bersalaman dengan Abel. Abel lalu menjawab “sama sama”.
“Mulai sekarang aku tidak akan menganggu kalian semua lagi, dan tidak akan ada jeruk lagi kok!” Ucap perempuan itu tersenyum.
“Oh iya ngomong ngomong aku, Xeli”. lanjut perempuan itu.
“Baik, selamat tinggal Xeli” ucap Abel, Carle, dan Ktrin melambaikan tangan.
Perempuan itu lalu hilang dan menjadi asap.

Tiba tiba Ktrin melihat ke jam dinding, dan ternyata.
“Hah!” Teriak Ktrin kaget.
“Sudah jam 2 pagi!” Ucap Ktrin.
Abel langsung menarik kedua adiknya masuk ke kamarnya.
“Sudah cepat tidur besok hari senin, sekolah” Perintah Abel menyelimuti adik-adiknya.
“Baik kak!” Jawab adik-adiknya.

Keesokan paginya, 3 saudara itu lalu bangun. Mereka lalu bersiap siap untuk sekolah. Abel duduk di kelas 8, Carle di kelas 5, dan Ktrin di kelas 1 SD, mereka 1 sekolah. Mama dan Papa kami mulai bersiap siap. Kami lalu berpamitan dengan Mama, “dah mama” Ucap Abel, Carle dan Ktrin.

Sampai di sekolah, kami masuk ke kelas masing-masing. Kami lalu mengerjakan seluruh soal dan memahami langkah langkah pengerjaan soal. Selesai belajar, kami bergegas pulang.

Malam menjelang, papa pun pulang. Segera menunggu, apakah ada jeruk lagi hari ini?.

1 jam kemudian, Papa lalu membuka pintu dan ternyata tidak ada jeruk lagi. “Oke kurasa malam ini kita tidak akan memotret”, ucap Papa.
“Harusnya selamanya” Bisik Carle tertawa.
Yang lainnya juga ikut tertawa.
“Yah, selamanya” Ucap Ktrin.
Abel lalu memeluk adik-adiknya.

Selesai


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *