Sebenarnya aku tidak mau menceritakan kisah ini, tapi mungkin kalian jadi kepo ya udah aku akan menceritakannya.
Pagi itu adalah pagi yang cerah, aku bangun pukul 5 pagi lalu segera mandi dan turun untuk sarapan. Saat sarapan, ayah dan ibuku mengobrol tentang kos kosan yang angker yang terletak di depan gang rumahku.
“Bu bu katanya kos kosan yang di depan gang angker” kata ayah
“Angker maksudnya?” tanya ibu
“Kemarin ayah kan abis pulang kantor lalu ayah mendengar suara tangisan perempuan dari kos kosan itu, lalu saat ayah mencari asal suaranya ternyata tidak ada siapa siapa, karena takut ayah langsung pergi deh” Jelas ayah
“Duh jadi serem kalau lewat situ malam malam” kata ibu
“Yah memangnya ayah yakin kalau itu benar hantu?” Tanyaku
“yakinlah”
“Udah udah mendingan kamu pergi sekarang nanti telat lagi”
“Ya deh” kataku
Saat sampai di sekolah aku menceritakan hal tersebut ke tiga sahabatku yakni Nisa, Lia, sinta.
“Eh kalian tau kan kos kosan yang ada di depan rumahku itu?” tanyaku
“Ya tau kenapa memangnya?” tanya lia
“Kata orang orang kos kosan itu angker tau, gimana kalau kita nanti malam menyelidikinya?”
“Ok aku setuju” kata nisa
“Ya kami setuju, yah aku juga ikut penasaran” kata lia
“Ok gimana kita ke sana jam 7 malam” usulku
“Boleh nanti kita janjian di depan gang rumahmu ya bawa senter dan alat alat lainnya” kata sinta
Malam harinya kita berempat pun berada di depan kos kosan itu. Lalu tidak lama kemudian kita mendengar suara wanita menangis dan saat kita menoleh ke belakang, betapa terkejutnya kami karena tepat di depan kami ada wanita dengan luka di wajahnya dan luka di tangannya.
Lalu wanita itu berkata “Kalian harus membantuku, kalau tidak nyawa kalian akan menghilang di tanganku” katanya
“Apa yang harus kami bantu coba kau ceritakan dari awal” kataku
“Sekitar 20 tahun yang lalu aku dibunuh temanku saat aku tidur, tanganku ditusuk pakai pisau, wajahku juga, lalu mayatku dia kuburkan di tanah tepat di samping tempat ini, tolong kuburkan aku dengan layak”
“Bbbb…aaaa..iiikk…llaaa…hhhh. kami akan membantumu tapi berjanjilah setelah kami mengubirkanmu kau harus pergi dan jangan ganggu masyarakat lagi” ucapku
“Baiklah” kata dia
Keesokan harinya aku dan 3 sahabatku langsung memberi tahu hal ini ke pak RT dan warga sekitar, lalu kita menguburkannya dengan layak. Semenjak itu kos kosan itu sudah tidak angker lagi.
The end